Cari

Penguatan Implementasi Keberlanjutan Gerakan Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan

 

Jakarta, Kemendikbudristek — Upaya membangun kepedulian dan kesadaran kolektif terhadap pentingnya transformasi pendidikan terus dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Sejumlah inovasi, terobosan dan reformasi kebijakan telah melahirkan puluhan episode program prioritas yang dikemas dalam Merdeka Belajar. Salah satu transformasi pendidikan yang dihadirkan Kemendikbudristek yaitu Merdeka Belajar Episode ke-24: Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.

Diperlukan sinergitas dan kolaborasi lintas sektor agar Gerakan Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan dapat dilakukan secara masif dan konstruktif. Terjadinya perubahan perilaku dari berbagai elemen masyarakat dan pemangku kepentingan pendidikan dalam penguatan transisi anak di PAUD ke SD yang menyenangkan menjadi tujuan karena itu diperlukan penguatan transisi PAUD hingga SD kelas awal atau kelas 2 (dua) sebagai bentuk pemenuhan hak setiap anak. 

“Penguatan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan sangat penting untuk mengubah miskonsepsi yang terjadi di lapangan. Kemendikbudristek melalui PDM 09 berkomitmen untuk mewujudkan penguatan gerakan ini agar pelaksanaannya berhasil, baik di tingkat pusat, daerah, sampai ke satuan pendidikan dan orangtua/ masyarakat,” ujar Direktur Sekolah Dasar, Muhammad Hasbi.

Hasbi mengatakan, sosialisasi ini sebagai bentuk penguatan kepada pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait. Kegiatan sosialisasi ini merupakan langkah awal dari PDM 09 untuk mendapat beragam informasi terkait  Penguatan Implementasi Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan dari berbagai daerah di Indonesia.

Kegiatan sosialisasi dilaksanakan secara daring Senin, 29 Januari 2024, dan disiarkan langsung melalui YouTube Direktorat Sekolah Dasar ini diikuti oleh 514 Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,  34 BBPMP/BPMP, 33 UPT BBGP/BGP, perwakilan 514 Pokja Bunda PAUD dan Mitra. Narasumber dalam sosialisasi adalah Muhammad Hasbi (Direktur Sekolah Dasar), Komalasari Plt. (Direktur PAUD), serta Kepala Bidang Sekolah Dasar dan Kepala Bidang PAUD yang berbagi praktik baik terkait gerakan Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan. 

Melalui kegiatan ini diharapkan nantinya dapat meningkatkan pemahaman Dinas Pendidikan dan UPT tentang Surat Pemberitahuan terkait pentingnya penguatan gerakan transisi PAUD-SD yang menyenangkan. Selain itu dapat sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman Dinas Pendidikan dan UPT tentang Redistribusi Surat Edaran Kepala Dinas tentang Transisi PAUD-SD di daerahnya masing-masing.

Transisi PAUD-SD merupakan penyelarasan pembelajaran PAUD-SD yang bertujuan agar peserta didik PAUD tidak perlu melakukan terlalu banyak penyesuaian saat berpindah menjadi peserta didik SD; dan agar peserta didik SD yang tidak pernah mengikuti PAUD, tetap dapat terpenuhi haknya untuk mendapatkan pembinaan kemampuan fondasi. Tujuan pembelajaran sesungguhnya adalah memastikan setiap anak mendapatkan hak-nya untuk memiliki kemampuan fondasi untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat - di tingkatan kelas manapun.

Miskonsepsi mengenai penyelarasan pembelajaran PAUD ke SD kelas rendah menjadi isu utama yang terjadi di lapangan. Satuan SD yang masih memberlakukan tes masuk SD, pembelajaran belum mencerminkan membangun kemampuan fondasi (kematangan sosial emosional, kemampuan literasi dan numerasi dasar, serta kemampuan fondasi lainnya), dan masih banyak anak yang langsung masuk kelas 1 SD (tidak mengikuti PAUD), sehingga tidak mendapatkan fase fondasi yang menjadi haknya. 

Momentum Tumbuh Kembang

Plt Direktur PAUD, Komalasari, dalam pemaparannya menyebutkan bahwa masa transisi dari PAUD ke SD/MI merupakan momen penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk itu, sudah sepantasnya kita memastikan proses ini berjalan secara baik dan menyenangkan, salah satunya dengan memastikan terbentuknya kemampuan fondasi yang kokoh bagi anak-anak pada jenjang pendidikan PAUD maupun di SD/MI kelas awal. Hal yang menjadi semangat utama dalam gerakan Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan. Semangat yang tumbuh ini melalui suatu proses seperti sebuah siklus yang terus menerus.

“Tahun lalu kita telah melewati siklus pertama, dan bersama-sama kita telah mendorong kehadiran Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan. Kita juga sudah melakukan penyebaran Surat Edaran terkait gerakan ini dan telah diimplementasikan oleh lebih dari 502 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia; rangkaian rapat koordinasi untuk dinas dan bimbingan teknis bagi Pokja Bunda PAUD dari 514 kota/kabupaten; termasuk, mengajak mitra untuk bergerak bersama-sama, memahami tiga target perubahan dari gerakan dan sosialisasi berbagai alat bantu untuk mencapai tiga target tersebut,” paparnya.

Tiga target ini, menurut Komalasari, dirumuskan untuk meluruskan kesalahpahaman tentang kemampuan calistung, yang sering dianggap sebagai satu-satunya kemampuan yang perlu dipupuk pada anak usia dini. Target ini juga mengingatkan kita semua bahwa anak memiliki laju perkembangan dan kesempatan belajar yang beragam, sehingga kemampuan fondasi yang utuh perlu kita bangun sejak di PAUD dan dapat terus dilanjutkan di kelas awal pada jenjang pendidikan dasar. Ketiga target juga memandu kita semua dalam penerapan praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar anak di PAUD dan jenjang pendidikan dasar kelas awal. 

Komalasarii menegaskan, awal tahun 2024 ini merupakan saat yang tepat bagi kita untuk melanjutkan siklus berikutnya,  dengan berbagai perbaikan dan penguatan di dalamnya.

“Saya menyoroti pentingnya menjaga momentum ini, sehingga gerakan yang kita usung secara gotong royong ini dapat memberikan dampak lebih masif dan konstruktif dalam memaknai penguatan transisi PAUD ke SD/MI kelas awal, sebagai bentuk pemenuhan hak setiap anak,” ujar Komalasari.

Ia melanjutkan bahwa bahwa gerakan ini bukanlah gerakan sesaat, tetapi perlu dijaga keberlanjutannya. Pemahaman mengenai tiga target perubahan perlu terus diperkuat, advokasi harus terus dilakukan, terutama bagi satuan yang belum melaksanakannya. Satuan pendidikan yang telah menjalankan gerakan ini dapat kita dorong untuk saling berbagi praktik baik kepada satuan pendidikan lainnya. 

Tim Schoolmedia

 

Lipsus Selanjutnya
Transformasi SMK melalui Program Bantuan Pemerintah
Lipsus Sebelumnya
8 Juta Anak Indonesia Memiliki Kadar Timbal Dalam Darah Di atas 5 Mikrogram Berdampak Penurunan IQ

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar