Foto: Pixabay
Schoolmedia News, Jakarta - Perkembangan vaksin COVID-19 di Indonesia akhirnya memasuki babak baru. Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 buatan farmasi Tiongkok, Sinovac, tiba di Indonesia. Kabar kedatangan vaksin virus corona ke tanah air langsung disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. Vaksin Sinovac yang didatangkan ke Indonesia sebenarnya bukan hanya 1,2 juta dosis, melainkan 3 juta dosis.
Namun, sisanya (1,8 juta dosis) dijadwalkan akan tiba pada Januari 2021 mendatang. Menurut laman Satuan Tugas Penanganan COVID-19, setelah vaksin COVID-19 tiba, selanjutnya Bio Farma akan melakukan berbagai persiapan agar siap melakukan pendistribusian setelah mendapatkan izin penggunaan dari Badan POM.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan kesiapan pelayanan rumah sakit dan keterampilan tenaga kesehatan (nakes) menjadi faktor kunci kelancaran vaksinasi COVID-19. Menurut Terawan, setiap tenaga kesehatan dianggap sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan tugas vaksinasi. Untuk itu, Terawan meminta para tenaga kesehatan untuk terus melatih diri dalam simulasi vaksinasi.
"Karena bila waktu (vaksinasi) itu telah tiba, kita tidak ragu-ragu, karena kita sudah berlatih terus sehingga pelaksanaannya akan berjalan lancar,” ujar Terawan usai meninjau simulai vaksinasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Rabu (16/12/2020).
Baca juga: 4 Jenis Daging yang Berisiko Menjadi Pembawa Virus Corona
Terawan mengatakan, simulasi vaksinasi, tegas dia, harus terus-menerus dilakukan hingga para tenaga kesehatan benar-benar terampil dan menguasai. Begitu pun kesiapan rumah sakit dengan fasilitas kesehatannya. Saat ini, vaksin COVID-19 tinggal menunggu izin atau Emergency Use Authorization (EUA) dari lembaga terkait. Menjelang waktunya tiba, Terawan menekankan perlunya simulasi vaksinasi yang dilakukan secara masif.
Urgensi simulasi vaksinasi dilakukan secara masif, demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Vaksin COVID-19 Sinovac gelombang pertama sudah tiba di Indonesia pada 6 Desember 2020. Jumlahnya sebanyak 1,2 juta dosis. Penggunaan vaksin sendiri bakal pertama kali diperuntukan bagi tenaga kesehatan.
Di tempat yang sama, Direktur Di RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril mengatakan, tenaga kesehatan di rumah sakitnya yang sesuai kriteria untuk vaksinasi berjumlah sekitar 370-an. Pelaksanaan vaksinasi tinggal menunggu waktu. Syahril menyebut, nakes dan fasilitas kesehatannya sudah siap.
"Kami laporkan sudah membentuk panitia untuk persipan vaksinasi. Jadi, kami sudah siap Insyallah nakes kami yang memenuhi persyaratan siap untuk dilakukan vaksinasi,” ucap dia.
Perlu diketahui, proses vaksinasi para nakes nantinya melewati berbagai proses. Dimulai dari proses pendaftaran, di mana nantinya nakes mesti menunjukkan barcode dari hasil registrasi melalui aplikasi garapan pemerintah, Peduli Lindungi. Setelah data terverifikasi, proses vaksinasi nakes berlanjut ke tahap skrining dan pemeriksaan dokter.
Tahap ini nakes bakal diperiksa tekanan darah (tensi), suhu, gula darah. Lolos dari tahap ini, barulah vaksinasi dilakukan. Sesaat setelah vaksinasi, nakes bakal menjalani tahapan observasi dan edukasi. Tahap ini untuk memastikan apakah setelah 30 menit ada efek samping atau reaksi dari suntikan vaksin.
250 Karakter tersisa