ITB Kelola Dana Beasiswa Rp 100 Miliar dari Yayasan Ini

 

Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D  meluncurkan Program Beasiswa Dato' Low Tuck Kwong-Purnomo Yusgiantoro Center Scholarship dan Purnomo Yusgiantoro Center-Dato' Low Tuck Kwong Scholarship secara daring, Foto: Dok. ITB

 


Schoolmedia News, Bandung - Institut Teknologi Bandung (ITB) meluncurkan Program Beasiswa Dato' Low Tuck Kwong-Purnomo Yusgiantoro Center Scholarship dan Purnomo Yusgiantoro Center-Dato' Low Tuck Kwong Scholarship. Beasiswa ini khusus untuk membantu mahasiswa yang membutuhkan biaya pendidikan selama menempuh pendidikan di kampus tersebut. 

Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., mengatakan bahwa Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi pada tahun 2030-2040. Pada periode tersebut, penduduk usia produktif Indonesia yakni antara usia 15-64 tahun diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diperkirakan mencapai 297 juta jiwa. 

Oleh karena itu, menurut Reini, keberlimpahan usia produktif tersebut harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pendidikan untuk mendapatkan sumber daya manusia unggul.

“Program beasiswa harus dikelola secara efektif, baik, akuntabel, dan transparan. ITB berkomitmen untuk membangun sistem beasiswa yang terpusat, yang dikelola secara baik yang membuat kepercayaan masyarakat tumbuh, serta manfaatnya tersampaikan dengan baik,” ucapnya saat peluncuran beasiswa tersebut, Selasa, 17 November 2020. 

 

Baca juga: Ingin Raih Beasiswa ke Inggris, Simak Info dari British Council

 

Melansir dari laman ITB, program Beasiswa ITB adalah program yang akan dikelola oleh ITB secara terpusat dan disalurkan ke mahasiswa melalui Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) untuk Program Sarjana dan Sekolah Pascasarjana untuk Program Magister dan Doktor. Dari Ditmawa ITB, pada 2019, ada sekitar 12.844 mahasiswa yang menerima beasiswa di ITB dari total mahasiswa sebanyak 19.088 orang.

Program lain adalah beasiswa berbasis utama BPP yaitu Ganesha Talent Assistantship atau GTA. Melalui beasiswa ini, pihak kampus memberikan kesempatan bagi lulusan alumni S1 ITB untuk berkontribusi sebagai asisten di Fakultas/Sekolah atau unit pendukung di ITB. 

Program ini diharapkan dapat memperoleh mahasiswa-mahasiswa unggul yang kaya akan pengalaman karena dilibatkan dalam kegiatan akademik dan nonakademik di ITB. 

Selain itu, terdapat pula Ganesha Talent Assistantship Research Group untuk program Doktor juga telah diinisiasi melalui Kelompok Keilmuan di ITB. Beasiswa ini terbuka untuk lulusan magister perguruan tinggi lain yang potensial untuk memberikan kontribusinya.

 

Baca juga: Dampak Pandemi Covid-19, KOSN 2020 Hanya Gelar 2 Cabor

 

Untuk diketahui, Dato’ Low Tuck Kwong dan Yayasan Purnomo Yusgiantoro Center memberikan bantuan biaya pendidikan untuk mahasiswa ITB sebesar Rp 100 miliar. Dari donasi tersebut, 50 persen dipergunakan untuk pembangunan gedung dan 50 persen untuk beasiswa dalam bentuk endowment fund sebesar Rp 1.9 miliar yang didistribusikan untuk 174 mahasiswa dari 5 fakultas/sekolah dan 9 program studi.

Sementara itu, Ketua Purnomo Yusgiantoro Center Filda Citra Yusgiantoro, mengatakan, acara penyerahan beasiswa ini telah melalui proses yang panjang yaitu sejak 2019. Tepatnya ketika pelaksanaan Wisuda Oktober ITB pada 19 Oktober 2019. Saat itu, Dato’ Low Tuck Kwong mendonasikan Rp 100 miliar. 

“Tentunya, tujuan utama donasi ini adalah untuk meningkatkan SDM melalui peningkatan mutu pendidikan khususnya di ITB,” ujar Filda.

Kami dari PYC (Purnomo Yusgiantoro Center), kata Filda melanjutkan, diberi kepercayaan oleh Bapak Dato’ bekerja sama dengan ITB untuk mewujudkan pemanfaatan donasi ini dalam dua hal, yaitu untuk dana lestari pemberian beasiswa bagi mahasiswa ITB, dan pembangunan 5 lantai gedung Labtek 17 bernama Dato’ Low Tuck Kwong. Groundbreaking sudah dilakukan 2 Februari 2020.

 

Baca juga: BLT Guru Honorer Rp 1,8 Juta, Ini 5 Syarat Penerima Bantuannya

 

Filda menambahkan, pembangunan sarana prasarana dan beasiswa pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk pendidikan dan penelitian, juga dalam menghasilkan SDM yang unggul serta berkualitas di Indonesia. Dia mengatakan, peningkatan SDM yang unggul sangat penting dalam menyambut Indonesia di 2030, di mana Indonesia akan mengalami bonus demografi.

“Bonus demografi adalah masa di mana populasi usia produktif lebih dominan dibanding usia nonproduktif, yang harus diiringi dengan peningkatan produktivitas usia produktif. Sehingga dalam hal ini diperlukan SDM yang mumpuni sebanyak mungkin untuk berinovasi dan menjawab tantangan yang ada. Kita harus siap dengan tantangan yang akan lebih hebat lagi di depan,” ujarnya.

Dia berharap, dengan peluncuran program beasiswa ini dapat mendukung pendidikan generasi muda Indonesia khususnya mahasiswa di ITB. 

Komentar

250 Karakter tersisa