Schoolmedia News Jakarta --- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memberikan paparan mengenai situasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama masa El Nino 2023. BMKG menyajikan data ilmiah yang menggambarkan potensi bahaya yang dihadapi Indonesia akibat kondisi cuaca ekstrem yang dipicu oleh fenomena El Nino.
Dalam rapat koordinasi yang digelar di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan secara rinci tentang perubahan pola curah hujan, suhu udara yang meningkat, dan kecenderungan peningkatan titik panas di wilayah-wilayah yang rawan karhutla.
Tidak hanya itu, dia juga menyoroti urgensi pemahaman mendalam terhadap dinamika cuaca yang tidak stabil tersebut, sebagai dasar untuk mengembangkan strategi penanggulangan yang efektif dan proaktif.
"Data BMKG dan data klimatologi global menunjukkan bahwa laju kenaikan suhu lokal dan global dapat melonjak lebih tinggi jika tidak ada mitigasi yang tepat. Bahkan, kekeringan dan bencana hidrometeorologi yang saat ini terjadi hanyalah awal dari rangkaian bencana iklim yang diprediksi akan terus meningkat dalam intensitasnya," ujar Dwikorita sebagaimana dikutip InfoPublik pada Selasa (10/10/2023).
Sementara itu, dalam peringatan terkait potensi kebakaran hutan dan lahan, BMKG memperingatkan wilayah Indonesia bagian selatan, seperti Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Kalimantan, Sulawesi bagian selatan, dan Papua bagian selatan, untuk waspada dalam satu pekan ke depan, pungkasnya.
Adapun kolaborasi antara BMKG, berbagai lembaga terkait, dan pemerintah daerah akan menjadi pondasi kuat bagi peringatan dini yang lebih efektif.
"Kolaborasi ini akan memperkuat sistem peringatan dini, memantau perubahan cuaca secara real-time. Harapan terbesarnya adalah bahwa upaya bersama ini akan membawa dampak positif bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem," imbuh Dwikorita.
Sebelumnya, dalam rapat terbatas (ratas) di Istana Merdeka beberapa hari lalu, BMKG telah menyampaikan perkembangan kondisi El Nino dari data satelit terkini yang diprediksi masih akan berlangsung hingga akhir Oktober 2023. Kemudian, pada November nanti akan terjadi transisi dari musim kemarau ke musim hujan.
El Nino diprediksi akan tetap berlangsung hingga akhir tahun, oleh karena itu, Dwikorita menekankan bahwa ada harapan dengan masuknya angin monsun dari arah Asia mulai November 2023 mendatang.
"Alhamdulillah karena adanya angin monsun dari arah Asia sudah masuk mulai November, jadi Insya Allah akan mulai turun hujan pada November nanti. Artinya pengaruh El Nino akan mulai tersapu oleh hujan sehingga diharapkan kemarau kering akan berakhir secara bertahap," jelas Dwikorita.
BMKG pun mengimbau masyarakat untuk berhati-hati agar tidak mengakibatkan nyala api karena kondisi masih kering sehingga jika terjadi kebakaran maka pemadaman akan sulit dilakukan.
Tak lupa BMKG mengapresiasi BNPB, KLHK, TNI dan BRIN yang telah melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengurangi kabut asap dan mencegah transboundary haze.
Untuk diketahui, El Nino merupakan fenomena iklim yang dapat memengaruhi pola cuaca di berbagai wilayah, menyebabkan kemarau yang panjang dan cuaca ekstrem.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar