Schoolmedia News Jakarta--- Berinvestasi pada anak sejak Anak Usia Dini merupakan salah satu investasi paling cerdas yang dapat dilakukan oleh negara. Studi ekonom kelas dunia peraih hadiah Nobel bidang ekonomi, Prof James Heckman, menunjukkan return to education satu tahun di PAUD lebih tinggi dibandingkan return to education satu tahun di universitas.
Di Jamaika bahkan ditengarai, anak yang mengenyam PAUD punya penghasilan di masa depannya 25 persen lebih tinggi dibandingkan jika dia tidak pernah duduk di bangku PAUD. Tentu saja peranan universitas tetap penting. Universitas bisa jadi inkubator untuk inovator.
Suksesnya Silicon Valley di negara "Paman Sam" Amerika Serikat dan pusat cyber Bangalore di India tak terlepas dari peranan universitas di sekitarnya. Tantangannya memastikan universitas sigap dan luwes dalam mentransformasi diri merespons perubahan zaman.
Profesor Heckman berpendapat bahwa cara terbaik untuk mengurangi defisit suatu negara dengan berinvestasi dalam pengembangan anak usia dini yang berkualitas bagi anak-anak yang kurang beruntung. Ini menciptakan hasil pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi yang lebih baik yang meningkatkan pendapatan dan mengurangi kebutuhan akan pengeluaran sosial yang mahal.
"Kesadaran ini yang harus terus digencarkan betapa pentingnya pendidikan didapat seorang manusia sejak usia dini," ujar Widyaprada Ahli Utama Kemendikbudristek, Harris Iskandar Ph.D dalam Sosialisasi Sampling Acak Akreditasi Satuan PAUD Tahap 2 di Tangerang yang berlangsung Rabu - Jumat (12 - 14 April 2023).
Menurut James Heckman dalam penelitiannya disebutkan pengembalian tertinggi dalam perkembangan anak usia dini berasal dari investasi sedini mungkin, sejak lahir hingga usia lima tahun, di keluarga kurang mampu. Memulai pada usia tiga atau empat tahun terlalu terlambat, karena gagal mengenali bahwa keterampilan menghasilkan keterampilan dengan cara yang saling melengkapi dan dinamis. Upaya harus fokus pada tahun-tahun pertama untuk efisiensi dan efektivitas terbesar. Investasi terbaik adalah pengembangan anak usia dini yang berkualitas dari lahir hingga lima tahun untuk anak-anak yang kurang beruntung dan keluarga mereka.
Karya terobosan Profesor Heckman yang berkolaborasi dengan konsorsium ekonom, psikolog, ahli statistik, dan ahli saraf menunjukkan bahwa perkembangan anak usia dini secara langsung memengaruhi hasil ekonomi, kesehatan, dan sosial bagi individu dan masyarakat. Lingkungan awal yang buruk menciptakan defisit keterampilan dan kemampuan yang menurunkan produktivitas dan meningkatkan biaya sosial—sehingga menambah defisit keuangan yang ditanggung oleh publik.
Pendidikan anak usia dini adalah cara yang paling efisien untuk mencapai tujuan ini: Analisis Profesor Heckman tentang program Perry Preschool menunjukkan pengembalian investasi sebesar 7% hingga 10% per tahun berdasarkan peningkatan pencapaian sekolah dan karier serta pengurangan biaya dalam pengeluaran pendidikan perbaikan, kesehatan, dan sistem peradilan pidana.
Penelitian terbaru Profesor Heckman menganalisis program anak usia dini yang komprehensif dan berkualitas tinggi dari Abecedarian/CARE untuk anak-anak yang kurang beruntung, yang menghasilkan pengembalian investasi sebesar 13% per anak, per tahun melalui pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan sosial yang lebih baik.
PAUD juga memiliki peranan yang pentng dalam pembangunan sebuah bangsa. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan keempat: “memastkan pendidikan bermutu yang inklusif dan berkesetaraan dan menyediakan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua”, secara spesifik mencantumkan kesetaraan akses terhadap layanan PAUD berkualitas sebagai sebuah indikator pembangun bangsa. Hal ini menunjukkan terdapatnya ortodoksi global akan pentingya PAUD dalam menentukan arah pembangunan sebuah negara.
Penelitian Prof Heckman memperkuat ortodoksi tersebut dengan menyimpulkan bahwa program PAUD yang komprehensif, mulai dari lahir hingga usia 5 tahun, dapat menghasilkan pengembalian ekonomi yang lebih tinggi daripada yang program prasekolah yang hanya melayani anak usia 3 hingga 4 tahun. Namun demikian,
Heckman mengingatkan bahwa “... anak yang kurang beruntung secara ekonomi dan kemudian memperoleh pendidikan keluarga yang buruk jauh lebih dirugikan daripada anak dengan latar belakang ekonomi yang sama tapi memperoleh pendidikan keluarga yang berkualitas tinggi”. Dengan kata lain, pendidikan keluarga yang berkualitas merupakan elemen penting.
Penulis Eko
Tinggalkan Komentar