Foto: Unsplash
Schoolmedia News, Jakarta - Sebagian orang mungkin mulai merasa stres atau bosan karena tak bisa beraktivitas di luar rumah karena COVID-19. Hal ini bisa ditandai dengan marah, kesal, takut, bingung hingga paranoid. Lalu bagaimana melepaskan emosi negatif ini?
Certified Energy Psyhology Practitioner sekaligus Founder Remedi Indonesia, Ferry Fibriandani menyarankan sejumlah tahapan yang bisa kamu lakukan, yakni hening atau menangkan pikiran dan emosi.
"Hening memberikan peluang untuk membenahi lensa pola pikir kita. Kita memiliki waktu untuk eksplorasi dan memperluas pandangan kita. Hening untuk melihat ke dalam dan keluar serta membantu kita untuk hadir utuh, di sini, saat ini," ujar Ferry Fibriandani.
Baca juga: 5 Jenis Jamu yang Aman untuk Kesehatan Anak
Mengidentifikasi Emosi
Foto: Unsplash
Kamu bisa mengamati peristiwa tidak menyenangkan dan emosi yang tidak nyaman. Hadirkan skala emosi 1-10 (1 sangat nyaman, 10 sangat tidak nyaman), kemudian amati. Tanyakan tiga pertanyaan pada diri antara lain: Bisakah kamu melepaskannya? Maukah kamu melepaskannya dan Kapan kamu ingin melepaskannya?.
Kamu perlu mendengarkan pertanyaan, menjawab jujur pertanyaan tersebut dan dengan pengaturan napas dan mencoba untuk melepaskan semua emosi tidak nyaman tersebut. Sebaiknya lakukan berulang kali hingga skala emosi menjadi semakin nyaman. Jangan lupa olah cinta (emosi dan respons positif) dan berikan afirmasi positif serta hikmah yang bisa kamu lihat dari situasi itu.
Baca juga: Mudah, Ini 5 Racikan Madu yang Bisa Tingkatkan Kekebalan Tubuh
Untuk Para Ibu
Foto: Unsplash
Ferry mengatakan, mengurus anak, menjadi guru les, menyiapkan snacking yang tiada henti terkadang membuat para ibu merasa overproductive dan overwhelm. Dia menyarankan para ibu meluangkan waktu untuk diri sendiri. "Saran saya, tetap luangkan waktu untuk me time. Di kami Hening menjadi sebuah kekuatan yang penting," kata dia.
Menurut Ferry, saat kamu berhenti sejenak, maka akan lebih mudah meletakkan beban di pundak. Berhenti sejenak juga membantu kamu mengamati "Apa saja yang kita bawa?" Haruskah kita membawa semuanya ke dalam diri kita?
Selain itu, coba menerapkan rutinitas atau kebiasaan baru untuk memberikan struktur waktu bagi semua pihak yang tinggal di rumah, misalnya mengatur jam istirahat dan tidur anak-anak, menetapkan ruangan dan area kerja yang tetap untuk membantu anak.
Usahakan mengoptimalkan penggunaan teknologi serta membatasi penggunaannya sesuai dengan rutinitas yang di tetapkan, terbuka kepada tim atau atasan jika ada kendala.
Untuk Anak
Foto: Pixabay
Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami stres atau emosi negatif. Menurut Ferry, anak-anak dapat menanggapi stres dengan cara yang berbeda seperti menjadi lebih menuntut untuk dekat (diurus), merasa cemas, terlihat mulai menarik diri, marah atau gelisah, mengigau, mengompol, mimpi buruk dan lainnya.
Untuk membantu mereka melenyapkan emosi itu, cobalah membangun suasana positif di rumah bersama keluarga. Batasi waktu menatap layar, lakukan kegiatan yang membuat diri anak bahagia seperti berolahraga dan sebagainya sehingga menurunkan hormon kortisol dan meningkatkan sistem imun. Jangan lupa mengonsumsi asupan makanan yang bergizi seimbang.
250 Karakter tersisa