Program Jalur Cepat, Siswa SMK Kini Bisa Dapat Gelar D2

Foto: Unsplash

 

Schoolmedia News, Jakarta – Di Indonesia kita mengenal jenjang pendidikan perguruan tinggi mulai dari diploma hingga sarjana. Mungkin masih ada di antara kamu yang sedang galau atau bingung antara memilih pendidikan vokasi atau akademik. Vokasi merupakan pendidikan tinggi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu, meliputi program pendidikan diploma satu (D1), diploma dua (D2), diploma tiga (D3), dan diploma empat (D4).

Ada juga pendidikan akademik. Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi yang diarahkan pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan sebagainya yang mencakup program Pendidikan Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktor (D3). Belum lama ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) meluncurkan dua program untuk memaksimalkan penyerapan lulusan vokasi ke Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan melakukan sinkronisasi pendidikan SMK dengan jenjang diploma 2 (D2). Program ini memungkinkan siswa SMK bersekolah bahkan selama 4,5 tahun sehingga bisa mendapatkan gelar D2 setelah lulus. Dua program tersebut yaitu Program Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK) – Diploma Dua ( D2) Jalur Cepat dan Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga (D3) menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4).

 

Baca jugaJokowi dan Anies Tinjau Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 untuk Seniman

 

Program Jalur Cepat SMK-D2 merupakan realisasi skema sambung-suai dunia pendidikan dan DUDI yang melibatkan tiga pihak yaitu SMK, Pendidikan Tinggi Vokasi (PTV), dan DUDI. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan, program ini merupakan program yang mendorong peserta didik SMK bisa lebih cepat mendapatkan kompetensi yang lebih tinggi melalui mekanisme yang praktis, disertai dengan gelar atau level ijazah yang lebih tinggi.

“Skemanya, siswa menempuh enam semester di SMK dan tiga semester menjadi mahasiswa di level pendidikan tinggi. Jadi, pengalaman bekerja di industri akan lebih banyak,” jelas Wikan seperti dikutip dari laman Kemendikbud, Kamis (22/4/2021).

Pada pelaksanaan tahap awal, tercatat 20 PTV, lebih dari 80 SMK, dan 35 DUDI yang siap berkomitmen untuk menjadi pionir dalam mewujudkan program ini. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyambut baik dua program ini. Menurutnya, dua program tersebut merupakan terobosan baru yang tidak hanya menambah daya tarik pendidikan vokasi, melainkan juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat memilih yang terbaik untuk dirinya.

Komentar

250 Karakter tersisa