Foto: Unsplash
Schoolmedia News, Jakarta – Sekarang ini rokok elektrik sangat diminati oleh banyak orang di seluruh dunia. Di Indonesia, rokok elektrik mulai marak dikonsumsi sejak 2015. Namun seiring berkembangnya tren, pengguna rokok elektrik semakin menjamur.
Aroma asap rokok elektrik yang tidak semenyengat rokok konvensional menjadikan tingkat toleransi terhadap produk ini. Terlebih lagi, harga relatif murah dan klaim risiko kesehatan rendah membuat rokok elektrik semakin diminati banyak orang. Rokok elektrik hingga kini masih dianggap lebih aman dibandingkan dengan rokok biasa.
Nyatanya, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Meski tidak menghasilkan asap berbahaya seperti rokok biasa, bukan berarti rokok elektrik tidak memiliki efek samping.
Pada akhir tahun 2019, seorang remaja asal Texas, Amerika Serikat, meninggal karena masalah paru-paru kronis akibat penggunaan rokok elektrik. Kondisi medis ini dikenal sebagai penyakit Evali atau e-cigarette or vaping used-associated lung injury.
Baca juga: 10 Manfaat Rambut Jagung untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui
Apa itu Evali?
Foto: Unsplash
Menurut laporan Centers for Disease Control and Preventionhingga kini sudah ada 1.299 kasus Evali di Amerika Serikat. Dari seluruhnya, sebanyak 26 korban meninggal dunia.
E-cigarette or vaping used-associated lung injury ini juga dikenal sebagai vaping pulmonary illness atau VAPI. Penyakit yang diakibatkan oleh rokok elektrik yang kemudian diubah menjadi EVALI terkait meningkatkan kasus tersebut.
Awal mula penyakit paru-paru ini ditemukan pada 2019, setelah dinas kesehatan seluruh Amerika Serikat bekerja sama untuk mengidentifikasi infeksi paru-paru yang muncul pada orang sehat.
Seiring berjalannya waktu, para dokter dan peneliti menemukan satu kesamaan dari beberapa penderita. Mereka menggunakan rokok elektrik. Karena itulah, Evali disebut-sebut sebagai penyakit paru-paru yang mengintai pengguna rokok elektrik.
Baca juga: Dianggap Bersih, Ini 6 Kebiasaan yang Justru Bisa Ganggu Kesehatanmu
Penyebab Evali
Foto: Unsplash
Penyabab penyakit Evali bisa terjadi karena penggunaan rokok elektrik. Para peneliti berpendapat bahwa vitamin E asetat, yaitu zat aditif dalam rokok elektrik yang mengandung THC adalah penyebab utama.
THC (tetrahydrocannabinol) adalah zat aktif yang biasanya ditemukan pada tanaman ganja. Di Amerika Serikat, penggunaan THC sering dikaitkan dengan masalah pernapasan yang dapat menyebabkan radang paru-paru. Pihak kesehatan setempat menyarankan untuk menghindari senyawa aktif ini.
Baca juga: Mengenal Pandemik yang Ditetapkan WHO untuk Status Virus Corona
Gejala Evali
Foto: Pixabay
Diagnosa penyakit Evali dianggap cukup sulit karena gejalanya menyerupai gangguan pernapasan lainnya, seperti pneumonia dan infeksi virus flu. Gejala Evali umumnya ialah:
1. Nafas pendek-pendek
2. Batuk
3. Sakit dada
4. Demam
5. Flu
6. Diare
7. Mual
8. Muntah-muntah
9. Jantung berdebar-debar
10. Nafas pendek dan cepat
250 Karakter tersisa