Schoolmedia News Jakarta ------ Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus memperluas kerja sama lintas negara untuk memperkuat dan memajukan pendidikan Indonesia, salah satunya dengan Amerika Serikat (AS). Penjajakan kerja sama tersebut telah berlangsung sejak tahun 2019, dan diperkuat dengan ditandatanganinya memorandum saling pengertian (MSP) antara Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Nadiem Anwar Makarim, dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony J. Blinken, di Gedung Pancasila, Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta (14/12).
Mendikbudristek menyambut baik peningkatan dan penguatan kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Amerika Serikat yang telah berlangsung lama. Kolaborasi kedua negara melalui penguatan kerja sama ini diharapkan dapat mendukung suksesnya program Merdeka Belajar. “Mengejar kemajuan butuh kolaborasi semua pihak. Akselerasi Merdeka Belajar – Kampus Merdeka akan lebih cepat dengan bergerak bersama,” ungkap Mendikbudristek
Saat ini Kemendikbudristek memiliki tiga proyek kerja sama dengan AMINEF. Pembahasan kerja sama di bidang pendidikan telah dimulai bertepatan dengan berakhirnya masa berlaku MoU Establishment of AMINEF, yang selama ini mendasari banyak kerja sama bidang pendidikan dan kebudayaan antara RI-AS. Selama 72 tahun hubungan diplomatik antara RI-AS terjalin, belum terdapat kerja sama di bidang pendidikan antara kedua negara yang mencakup semua jenjang pendidikan seperti MSP yang ditandatangani ini.
Selain itu, Kemendikbudristek juga menjalin kerja sama dengan USAID sebagai lembaga donor Pemerintah AS di Indonesia dalam kerangka kerja sama pembangunan bilateral atau Bilateral Development Cooperation Framework (BDCF) melalui perjanjian kerja sama hibah USAID bidang pendidikan dan pengembangan SDM. Kegiatan yang diatur dalam Grant Implementation Agreement (GIA) USAID Education and Workforce Development Portfolio adalah sebagai berikut:
1. Mitra Kunci Workforce Development Initiative diampu oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan;
2. Jadi Pengusaha Mandiri (JAPRI) diampu oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan;
3. One Health Workforce - Next Generation (OHW-NG) diampu oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Setditjen Diktiristek);
4. Higher Education Partnership Initiative (HEPI) diampu oleh Setditjen Diktiristek; dan
5. Accelerating Work Achievement and Readiness for Employment 3 (AWARE3) diampu oleh Setditjen Diksi.
Kemendikbudristek juga menjalin kerja sama dengan Korps Perdamaian atau Peace Corps, badan kemanusiaan independen Pemerintah AS. Kerja sama pengiriman relawan Peace Corps ke Indonesia pada 2009 hingga 2019, mengajarkan Bahasa Inggris di SMA/SMK/MA di Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur. Hingga 2020, lebih dari 575 relawan telah bertugas di Indonesia.
Kemudian terkait program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, berdasarkan data Sekretariat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, terdapat 119 mahasiswa yang saat ini sedang menjalani program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). IISMA adalah salah satu program Kampus Merdeka, di mana mahasiswa Indonesia bisa kuliah di perguruan-perguruan tinggi di negara lain. Di Amerika Serikat, misalnya, perguruan tinggi yang menjadi kampus tujuan IISMA adalah Pennsylvania State University, Michigan State University, University of Pennsylvania, Boston University, dan University of California.
Kerja sama lain yang terkait dengan pendidikan tinggi adalah program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Sejak tahun 2019 hingga tahun 2020 terdapat 60 tenaga pengajar BIPA yang telah dikirim ke beberapa perguruan tinggi di Amerika Serikat, seperti Yale University, Harvard University, Ohio University, University of Wisconsin-Madison, University of Michigan, Northern Illinois University, University of Colorado Boulder, Indiana University, University of Pennsylvania, Columbia University, University of Hawaii at Manoa, University of Georgia, dan Arizona State University.
Kerjasama Dengan AS
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Nadiem Anwar Makarim dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony J. Blinken, menandatangani memorandum saling pengertian (MSP) Indonesia-Amerika Serikat di bidang pendidikan. Penandatanganan MSP tersebut berlangsung di Gedung Pancasila, Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta (14/12).
Penandatanganan MSP Indonesia-Amerika Serikat di bidang pendidikan dilakukan di sela-sela kunjungan Menteri Luar Negeri AS ke Indonesia pada 13-14 Desember 2021. MSP tersebut akan menjadi payung besar kemitraan kedua negara serta diharapkan dapat memperkuat kerja sama pendidikan yang sedang berjalan. Adapun penjajakan kerja sama dan penyusunan MSP di bidang pendidikan itu sendiri telah berlangsung sejak tahun 2019.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menyambut baik peningkatan dan penguatan kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Amerika Serikat yang telah berlangsung lama. Kolaborasi kedua negara melalui penguatan kerja sama ini diharapkan dapat mendukung suksesnya program Merdeka Belajar. “Mengejar kemajuan butuh kolaborasi semua pihak. Akselerasi Merdeka Belajar – Kampus Merdeka akan lebih cepat dengan bergerak bersama,” ungkap Mendikbudristek.
Menteri Nadiem mengungkapkan harapannya agar MSP RI-AS di bidang pendidikan dapat menjadi dasar kerja sama ke depan serta memayungi berbagai kerja sama yang tengah berjalan. “Lingkup kerja sama ini berpotensi dalam mendukung program Merdeka Belajar, seperti Kampus Merdeka, berbagai kerja sama university-to-university, program beasiswa, kerja sama riset, pertukaran dan peningkatan kapasitas peserta didik, guru, dosen, dan tenaga kependidikan, pengembangan bahan pembelajaran dan asesmen pendidikan, promosi pengajaran bahasa, serta peningkatan hubungan antar institusi pendidikan, termasuk vokasi,” ujarnya.
Diterangkan Mendikbudristek, melalui penandatanganan kerja sama ini, Indonesia dan Amerika Serikat sepakat memperkuat kerja sama dalam bentuk: (1) Pertukaran staf akademik, dosen, pelajar dan guru; (2) Fasilitasi beasiswa gelar dan non-gelar; (3) Peningkatan program-program pengajaran bahasa; (4) Mendukung pengembangan profesional yang sudah berlangsung, termasuk kesempatan-kesempatan pelatihan bagi guru dan staf pendidikan; (5) Fasilitasi hubungan individu antar sekolah, lembaga pendidikan kejuruan, lembaga pelatihan guru, termasuk pengaturan belajar di luar negeri dan kemitraan sekolah; (6) Mendukung pengembangan manajemen dan kepemimpinan institusi pendidikan; (7) Pertukaran informasi, publikasi ilmiah, dan pakar; serta (8) Pengembangan materi kurikulum, penilaian pendidikan, program, dan publikasi bersama.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menyampaikan dukungannya atas kerja sama Indonesia dengan Amerika Serikat di bidang pendidikan. “Kita berkomitmen untuk terus memperkuat kerja sama konkret yang saling menguntungkan dan saling menghormati. Dengan banyaknya shared values yang dimiliki oleh kedua negara, diyakini kerja sama konkret kemitraan strategis akan terus menguat. Kita juga melakukan diskusi mengenai penguatan kerja sama pada pendidikan vokasi,” ujar Retno.
Sejarah kerja sama Pendidikan RI-AS diawali dengan penandatanganan America--Indonesia Educational and Cultural Agreement between the Government of the United States of America and the Government of the Republic of Indonesia pada 15 Juli 1992 oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Ali Alatas, dan Duta Besar Amerika untuk Indonesia, John C. Monjo.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar