Cari

Supaya KBM Efektif, Interaksi Antara Guru dan Siswa Harus Tercipta

Ilustrasi kegiatan belajar mengajar, Foto: Pixabay

 

Pada dasarnya seorang guru yang ditakuti peserta didiknya dianggap tidak berhasil dan tidak mampu menjalankan kewajiban komunikasi yang efektif. Guru yang baik tidak akan menuntut siswa untuk mengerti keinginannya, tetapi guru akan berusaha memahami siswa terlebih dahulu. Komunikasi antara guru dan siswa harus diawali dengan rasa saling menghargai. Jadi, berkomunikasi dengan peserta didik, seorang guru harus berusaha agar pesan yang disampaikan jelas maknanya.

 

Kegiatan Belajar dan Mengajar 

Dalam dunia pendidikan, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tingkat tinggi akan terjadi adanya proses atau kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Dalam KBM harus bisa menghasilkan tujuan yang hakiki demi terlaksananya KBM itu sendiri secara sehat dan bertanggungjawab. 

Bisa dijelaskan bahwa proses belajar dan mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan secara komprehensif dan keseluruhan dangan guru sebagai aktor atau peranan utama. Namun demikian, prosesi dan peristiwa belajar dan mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep. Pandangan dan konsep tersebut sebagai acuan demi terciptanya out-put yang diinginkan yang bersifat resultan.

Kegiatan belajar dan mengajar identik dengan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan antara guru dan siswanya. Rangkaian perbuatan ini akaan tercipta dengan adanya dasar interaksi secara timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan yang mulia dalam dunia edukasi.

 

Interaksi Interaktif

Hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan salah satu sarat yang dominan yang harus ada dalam prosesi KBM. Tidak hanya berharfiah begitu saja tentang KBM, namun lebih luas lagi. Tidak hanya sekadar hubungan yang terjadi antara siswa dan tenaga edukatifnya. Lebih ke arah interaksi secara komprehensif dalam multiedukatif. Tidak hanya sekadar penyampaian pesan maupun materi pembelajaran, namun lebih ke pemberkatan dan penanaman serta pembentukan sifat dan sikap serta nilai-nilai luhur pada peserta didik. 

Antara belajar dan mengajar dalam prosesi KBM mempunyai makna yang tidak sama. Tidak hanya karena mengajar dilakukan oleh seluruh guru tenaga edukasi yang berperan utama sebagai aktor pendidikan. Dan juga karena proses belajar berlangsung di dalamnya. 

Jika kita gali lebih dalam lagi mengenai proses belajar mengajar yang terjadi secara efektif dan efisien. Berarti dalam proses KBM telah terjadi komunikasi antara guru dan siswa dan telah terbina suatu hubungan yang sinergis antara tenaga pendidik dan tenaga terdidik, merupakan suatu siklus atau mata rantai yang menghubungkan sedemikian erat dan dengan korelasi yang klop.

Dengan demikian KBM atau kegiatan belajar dan mengajar merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjukkan pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran dalam hal ini tenaga terdidik. Sedangkan mengajar, diwujudkan dengan apa pun yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar yang juga merupakan aktor dalam pembelajaran yang berlangsung.

Sebagai gambaran logis, hal itulah yang disebut makna dari belajar dan mengajar sebagi suatu proses pendidikan. Hubungan timbal balik sinergis antara tenaga pendidik dan terdidik merupakan makna utama dari proses pengajaran yang memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pengajaran yang efektif dan komprehensif.

 

Metode Belajar dan Mengajar

Proses KBM mempunyai banyak cara atau metode yang bisa diterapkan dan dijalankan. Metode hubungan timbal balik antara tenaga pendidik dan terdidik dimaksudkan agar terbentuk dan tercipta situasi pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan. Dengan demikian prosesi KBM akan menghasilkan tujuan akhir yang diharapkan para pelaku maupun obyeknya.

Banyak metode yang bisa diterapkan suatu misal, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh tenaga edukasi sampai kegiatan mandiri yang dilakukan oleh teredukasi. Jelas saja, sebagai peran utama seorang gurulah yang bisa menerapkan keterampilannya dalam mengelola kegiatan KBM. Dengan sendirinya, dengan adanya metode yang berlainan semata-mata agar tidak menciptakan suasana yang membosankan, menjemukan malah sebaliknya akan menciptakan situasi belajar yang segar dan menghidupkan demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuanpembelajaran yang hakiki.

 

Komunikasi Dialogis

Komunikasi sangatlah penting dalam kegiatan KBM. Dengan adanya komunikasi yang dialogis akan dua kegiatan yakni kegiatan mengajar yang ditimbulkan dari seorang guru, dengan kegiatan belajar yang merupakan tugas dari siswa yang berdaya guna dalam mencapai tujuan pengajaran, sebagai generasi penerus yang cerdik cendikiatif.

Sederhanya saja. Kita tidak tahu mengapa orang berbicara? Apa yang menyebabkan seseorang ingi berkomunikasi? Dalam kesimpulannya, proses komunikasi dimulai ketika seseorang berbicara pada orang lain. Yang mendorong terjadinya komunikasi dengan berbicara antarorang biasanya untuk mencapai dan mendapatkan maksud-maksud yang tertentu. Bisa juga untuk memenuhi sesuatu kebutuhan pada dirinya. 

Bicara adalah suatu usaha untuk berkomunikasi dengan orang lain di luar dirinya, tentang apa yang terjadi dalam dirinya. Dengan adanya komunikasi lewat berbicara maka terjalinlah hubungan yang mutualis dan kultur-kultur lain dalam pemenuhan kebutuhannya.

 

Guru yang Ditakuti

Pada kegiatan KBM di sekolah, guru sebagai tenaga pendidik seyogyanya melakukan berbagai pendekatan untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang diharapkan. Sehingga siswa secara proaktif akan menyambut dan menghidupkan daya nalarnya untuk berinteraksi khususnya dalam hal pelajaran yang sedang berlangsung. Bisa saja suatu tempo guru menjadi bos atau raja yang selalu memerintah dan mengarahkan siswanya ke tingkat yang lebih sempurna dengan kualitas pembelajaran yang dimilikinya secara edukatif. 

Dengan interaksi dan komunikasi tersebut, guru bisa dengan bersama-sama mengajak siswanya untuk menyelesaikan topik maupun materi pelajaran yang sedang diutarakan. Namun demikian, guru harus pandai-pandai dalam membaca suasana yang memungkinkan dan kondusif.

Tidak sedikit siswa yang takut pada beberapa gurunya. Malah siswa mempredikati sang aktor pendidikan tersebut dengan sang ‘killer.’ Jika ada kenyataan yang demikian sebaiknya guru lebih mawas diri dan mencari solusi yang terbaik untuk memulihkan kondisi yang fresh dan menyenangkan. 

Seorang guru yang berpredikat killer adalah seorang guru yang ditakuti para peserta didiknya. Pada dasarnya seorang guru yang ditakuti peserta didiknya dianggap tidak berhasil dan tidak mampu menjalankan kewajiban komunikasi yang efektif. Hal ini dikarenakan siswa merasa ada jurang pemisah dan selalu ragu bahkan
takut untuk menyatakan dan mengemukakan pendapat tentang pelajaran dan pembelajaran yang sedang berlangsung. 

Dengan demikian siswa tidak bakal memperoleh hasil dari KBM secara optimal dan perfect. Hal ini perlu digarisbawahi oleh seorang tenaga pendidik, demi mencapai tujuan pembelajaran yang brilian, tepat sasaran, dan memuaskan antara guru dan tenaga terdidik.

 

Oleh:


Sulis Sutrisna, S.Pd., S.E., M.M

Pemerhati Pendidikan dan Penulis Buku

Artikel Selanjutnya
Cara langganan website di Schoolmedia
Artikel Sebelumnya
Pentingnya Pendidikan Bagi Anak Usia Dini

Artikel Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar