Ilustrasi mengajar fisika, ilus: pixabay
Ketika kita bertanya pada para siswa SMA, "Pelajaran apakah yang paling sulit dan tidak anda sukai?", pasti mereka serentak akan menjawab, "Pelajaran fisika, matematika, dan kimia". Dari ketiganya, pelajaran fisika yang paling tidak disukai oleh siswa.
Sudah pasti fisika menjadi monster yang menakutkan bagi mereka, bahkan saya sendiri. Ketika mendengar kata fisika tentulah terbayang dalam pikiran kita sekumpulan rumus dan deretan angka-angka yang sulit untuk dipahami, selain itu materi fisika belum dapat diterapkan sepenuhnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mengakibatkan terasa beratnya memahami dan menghafal teori-teori dalam fisika.
Ketika masih duduk di bangku SMA, saya juga pernah mengalami phobia atau ketakutan ketika berhadapan dengan pelajaran fisika. Walaupun, pada akhirnya saya mulai menemukan daya tarik dan menikmati asyiknya belajar fisika saat saya sudah duduk di bangku kuliah. Saya, kemudian, menjadikan fisika sebagai profesi utama yakni sebagai pengajar di SMA Negeri 1 Baturetno. Selama 16 tahun mengajar fisika, saya menemukan banyak pengalaman, tantangan dan hambatan dalam mentransfer ilmu ini kepada para siswa.
Sebagai seorang guru, tentu saja semua perabot perangkat pembelajaran harus sudah siap sebelum masuk ke kelas. Mulai dari awal yaitu persiapan, pelaksanaan pembelajaran, hingga melakukan evaluasi dan rencana tindak lanjut terhadap hasil belajar siswa.
Tantangan berat yang sering saya hadapi adalah pada proses pembelajarannya. Menghadapi 216 siswa dengan berbagai macam karakter dan latar belakang berbeda-beda membuat tantangan itu semakin berat.
Setiap pertemuan masuk kelas, selalu saya awali dengan memberi motivasi dan apersepsi. Dalam pemberian motivasi ini, saya selalu menanamkan konsep bahwa belajar fisika itu asyik dan menyenangkan.
Kadang, saya selipkan juga kata-kata yang bisa menghapus image di kepala siswa yang sudah terlanjur terformat mengatakan "fisika itu sulit". Memang, usaha ini tidaklah mudah. Tapi saya selalu mencoba dan memberi motivasi pada mereka.
Faktor penyebabnya
Sarana belajar seperti buku teks fisika kurang memadai. Buku-buku pelajaran fisika yang bagus masih sulit ditemukan di sekolah-sekolah. Bahkan, kadang dua siswa menggunakan satu buku untuk belajar.
Selain itu, gaya mengajar guru ternyata banyak memengaruhi minat siswa dalam belajar. Banyak siswa tidak menyukai fisika hanya gara-gara guru fisikanya dianggap tidak bisa mengajar. Ada guru fisika yang ketika masuk kelas langsung menyodorkan segudang rumus-rumus rumit yang tentu saja membuat siswa merasa berat. Padahal konsep materi belum disampaikan dengan tepat. Atau, guru fisika masih pelit memberi motivasi akan penting dan bermanfaatnya mempelajari fisika.
Guru Fisika yang jarang melakukan praktikum juga dapat menjadi kendala dalam belajar fisika. Padahal, fisika adalah bagian yang tidak terpisahkan dari ilmu alam. Hakekat fisika itu sendiri adalah ilmu tentang alam yang memuat konsep, prinsip, proses, dan produk yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui kegiatan ilmiah berupa percobaan, siswa akan merasa terlibat dalam proses IPA itu sendiri. Dari proses itu akan melahirkan produk berupa rumus-rumus, aksioma, hukum, postulat, dan sejenisnya. Kemalasan guru fisika untuk melakukan praktikum akan semakin menjauhkan siswa dari menyukai fisika, padahal sebenarnya penuh daya tarik.
Kemudian, penyebab lainnya adalah karena guru jarang menggunakan metode mengajar yang bervariasi. Umumnya guru-guru masih menyukai metode ceramah. Metode ini dianggap paling mudah, murah, dan paling santai. Sejatinya agar menarik siswa, seharusnya guru mencoba menggunakan beragam variasi mengajar.
Dalam menggunakan metode ceramah, seolah-olah guru adalah narasumber yang serba bisa dan murid hanyalah seperti gelas kosong yang diisi begitu saja (teacher centered). Padahal, untuk saat ini sudah saatnya siswa harus terlibat dalam proses pembelajaran.
Siswa justru harus aktif membangun sendiri ilmu pengetahuannya, seperti dalam teori belajar constructivisme. Pola teacher center (berpusat kepada guru) harus diubah menjadi student center (berpusat kepada siswa).
Penyebab lainnya terkait sulitnya belajar fisika ialah guru yang tidak menguasai komputer. Komputer memang bukan segalanya dalam pembelajaran, tetapi guru di zaman modern ini tentu saja wajib menguasai komputer. Dengan bantuan komputer, banyak materi fisika yang bisa diajarkan kepada para siswa (computer based learning). Seperti kita ketahui, melalui internet, bertebaran paket materi fisika dalam bentuk animasi.
Demikian sedikit ulasan perihal faktor mengapa fisika masih dianggap sulit oleh para siswa. Ini hanyalah pengalaman pribadi yang selalu ingin menjadi guru profesional.
Jika para guru fisika bisa mengatasi hambatan-hambatan di atas, saya yakin fisika lambat laun akan disukai oleh para siswa.
Apakah kalian menganggap fisika itu sulit? Mulai hari ini, katakan "tidak".
Jika hari ini kalian belum bisa, maka pastikan dan yakinlah bahwa esok kalian akan bisa belajar fisika. Pada dasarnya fisika adalah nyata dan bisa dipelajari lalu terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketahuilah fisika itu akan indah pada waktunya.
Oleh :
Untoro Adi Aristina, S. Pd
Guru Fisika SMA Negeri 1 Baturetno
Kabupaten Wonogiri
Tinggalkan Komentar